Ini Solusi dari Ahok untuk Buruh yang Minta Upah Naik

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membuka apel besar Komitmen Aplikasi Deklarasi Sekolah Bersih, Damai dan Anti Korupsi se-Jakarta di Taman Monumen Nasional (Monas), Jakarta, 30 Desember 2014. Acara ini untuk menjadikan guru-guru teladan yang baik bagi siswanya. TEMPO/Dasril Roszandi

Pada peringatan May Day pada 1 Mei lalu, para buruh kembali menyerukan kenaikan upah minimum provinsi (UMP). Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) tidak serta merta mengabulkannya lantaran sejumlah pertimbangan.

Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu pihaknya selama ini telah berupaya meningkatkan segala aspek kebutuhan buruh.

"Kami berusaha bantu, kenapa mulai Juni ada integrasi bus sedang ke Trans Jakarta, kenapa kita dorong kesehatan di tiap puskesmas. Termasuk KJP (Kartu Jakarta Pintar), anak buruh juga boleh dapat KJP selama dia nggak mampu itu dalam rangka menolong mereka punya biaya hidup," terang Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/5/2015).

"Nggak mungkin juga perusahaan (memenuhi tuntutan buruh) naik gaji sementara kemampuan produksinya sama. Makanya caranya gimana? Bukan menuntut kenaikan gaji terus, tapi bagimana pemerintah menyediakan kebutuhan Anda yang turun seperti kesehatan, transportasi dan pendidikan sampai ke biaya pokok," jelasnya.

Menyoal adanya aksi bunuh diri yang dilakukan buruh bernama Sebastian Manuputty (33) yang terbakar dan jatuh dari atap tribun di GBK, Senayan, saat perayaan May Day pada Jumat (1/5) lalu, Ahok enggan disalahkan.

"Saya nggak tahu, saya nggak tahu. Mesti diteliti lagi lebih jelas, saya bukan psikolog. Coba tanya ke psikolog dan pusat," pungkasnya.

Seperti diketahui, Sebastian di tengah aksi panggung musisi Ahmad Dhani dalam perayaan buruh tiba-tiba terjatuh dari tribun dalam kondisi terbakar. Pjs Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Wijanarko mengatakan sebelum korban melompat, dia terlebih dahulu menyiramkan bensin ke tubuhnya.(detik.com)

IKUTI BERITA KLIK