Rakyat.ga

Media Penyalur Berita dan Informasi

Ini Isi Pembicaraan Empat Mata Jokowi dan Din Terkait Penegakan Hukum

Foto: istimewa
Jakarta - Ketum PP Muhammadiyah yang juga Ketum MUI Din Syamsuddin bertemu Presiden Jokowi. Selama 30 menit, pembicaraan empat mata dilakukan. Sejumlah hal disinggung terutama soal kondisi hukum di negara ini.

Din menggelar jumpa pers di PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (15/7/2015). Pertemuan digelar sejak pukul 10.00 WIB di Istana Negara.

"Saya usulkan agar presiden tetap menegakkan pemerintah yang bersih. Bagaimana antar lembaga tetap bersinergi, menjalankan tugas dan pokoknya masing-masing, tidak kemudian terjebak dalam perseteruan," jelas Din.

Berikut isi pertemuan dengan Jokowi seperti disampaikan Din dalam jumpa pers:

Tadi ketemu presiden. Sepi di sana. Nggak ada wartawan. Alhamdulillah tadi pukul 10.00 WIB saya diterima Presiden Jokowi.

Maksud kunjungan untuk silahturahim khususnya di bulan suci ramadan, namun juga saya manfaatkan untuk bicara walau singkat tentag banyak hal.

Saya katakan banyak tantangan yang dihadapi bangsa dewasa ini. Sebagaimana yang dikatakan Presiden Jokowi dan disampaikan langsung ke PP Muhammadiyah dan memohon dukungan untuk pemberantasan berbagai mafia. Mafia migas, mafia ini itu.

Saya usulkan agar pemerintah tetap istiqomah, tetap konsisten, konsekuen pada jati diri, visi dan misi yang dicanangkan sambil merajut hubungan antar elemen, baik dalam masyarakat, maupun intra dan antar umat beragama.

Tadi kami banyak bicara tentang banyak ketegangan dan konflik di negara ini. Saya usulkan agar presiden tetap menegakkan pemerintah yang bersih. Bagaimana antar lembaga tetap bersinergi, menjalankan tugas dan pokoknya masing-masing, tidak kemudian terjebak dalam perseteruan.

Pak presiden mengungkapkan pengamatannya sendiri memang masih ada gejala egoistik, adanya ego sektoral dari masing-masing lembaga. Bahkan kadang kala ada yang superior dan membuat ketegangan antar lembaga satu dengan yang lain, khususnya dalam penegakan hukum. 

Kita sungguh terus mendorong agar lembaga-lembaga penegak hukum itu untuk bisa menegakkan hukum dengan prinsip berkeadilan sekaligus profesional. Kita tidak ingin ada ketegangan antar penegak hukum sebagaimana yang pernah terjadi beberapa waktu lalu.

Saran-saran dan masukan saya ini didengar secara baik oleh beliau dan saya yakin akan dilakukan langkah-langkah.

Presiden mengharapkan agar jangan sampai ada kegaduhan politik antara lembaga-lembaga negara dan masyarakat. Untuk itu kita mendorong agar penegak hukum mulai siapa saja baik Polri, Kejagung, dan KPK maupun instansi lain menjalankan tugas secara profesional dan menegakkan hukum atas asas keadilan dan profesionalitas, bukan dendam kesumat, kekecewaan dan lain-lain

Apalagi di bulan suci ini. Karena tidak sesuai dengan norma-norma ramadan. Sekaligus akan merugikan lembaga itu sendiri. Itu pokok yg kami bicarakan dalam 30 menit.

Din, dalam jumpa pers itu juga menyampaikan dalam pembicaraan dengan Jokowi itu juga sempat disinggung tentang komentar Kabareskrim Komjen Budi Waseso pada Syafii Maarif. Komjen Buwas Selasa (14/7/2015) seperti diberitakan berbagai media kemarin, meminta Syafii tidak bicara penegakan hukum.

Saya tidak membicarakan secara khusus tentang kasus per kasus tapi secara umum. Karena ketegangan antar lembaga mungkin bersifat kasus personal, menyangkut orang perorang tapi tak pelak lagi, akan membawa nuansa institusional kelembagaan seperti dulu antara KPK dengan Polri.

Sejatinya adalah masalah orang perorang tapi karena menyangkut figur pimpinan maka tak dapat dielakan ada nuansa lembaga.

Sekarang juga demikian, antara Bareskrim dengan KY. Bahkan ketua dan anggota KY dijadikan tersangka. Ini semua potensial untuk menciptakan kegaduhan politik karena yang berkelahi bukan orang perorang. Kalau sudah menyangkut lembaga, apa di kasus itu ada gengsi, dendam, ada keinginan balas dendam, ada superioritas.

Ini yang menjadi masalah karena yang goyah itu pemerintahan, itu yang harus disadari oleh para petinggi lembaga negara itu untuk dapat menahan diri. Tidak terjebak pada perseteruan yang tidak semestinya.

Secara khusus tadi saya tidak bicarakan soal kasus Buya, tapi Presiden Jokowi merespons karena saya bilang 'wah ini Buya Syafii dipermalukan ya di depan umum'

Presiden menjawab, 'iya saya kaget membaca berita hari ini'. Itu saja komentar dari presiden, tentu beliau tahu caranya, tahu apa-apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.(detik.com)
IKUTI BERITA KLIK
0 Komentar untuk "Ini Isi Pembicaraan Empat Mata Jokowi dan Din Terkait Penegakan Hukum"

 
Copyright © 2015 Rakyat.ga - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info