Rakyat.ga

Media Penyalur Berita dan Informasi

"Pak Jokowi, Jangan Hanya ke Jember"



Kedatangan Presiden Terpilih Joko Widodo ke Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (7/10/2014), untuk berdialog dengan petani tebu, menuai kritik dari para petani di Kabupaten Malang. 

Petani menginginkan Jokowi tak hanya berdialog dengan petani tebu di Jember. Tapi juga harus berdialog dengan petani tebu di Kabupaten Malang yang kini mengalami kerugian drastis saat musim panen. 

Jokowi, datang ke Jember langsung menuju rumah Arum Sabil, Ketua APTRI, di Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember. 

Hal itu diungkapkan Kasubag Humas Polres Jember AKP Edy Sudarto. Dia mengatakan, Jokowi akan tiba di Jember pada pukul 13.00 WIB dengan menggunakan pesawat. Selanjutnya mantan Wali Kota Solo itu, akan bertolak ke Banyuwangi. 

"Para petani di Kabupaten Malang protes ke presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi, karena hanya menemui dan dialog dengan petani tebu di Jember. Seharus juga ke Malang. Apalagi, petani tebu terbesar di Jawa Timur itu di Kabupaten Malang. Tidak adil jika petani tebu di Malang dikucilkan," kata H Abdul Fatah, perwakilan petani di Kabupaten Malang, siang ini.

Menurut Fatah, nasib petani tebu di Kabupaten Malang pun terbilang tragis. Setelah musim panen tiba, petani tak bisa menikmati hasil tebunya. Tapi petani malah menikmati kerugian. "Petani merugi bukan hanya jutaan atau puluhan juta, bahkan ratusan juta. Karena gulanya murah, rendemen kata pihak pabrik gula rendah," kata dia. 

Tragisnya lagi, petani juga belum menerima uang tebunya dari pihak pabrik. "Alasan pabrik belum membayar tebu petani yang sudah digiling, karena gulanya tidak laku dan harganya murah. Kini harga gula di pasaran senilai Rp 8.500 per kilogram. Tapi harga realitasnya di bawah itu. Padahal tahun lalu mencapai Rp 10.500," kata dia. 

Sehingga, menurut Fatah, dengan kondisi petani tebu yang memprihatinkan, seharusnya Jokowi tak hanya ke Kabupaten Jember dan Banyuwangi. Tapi harus ke Malang. "Apalagi Jokowi menang mutlak di Malang saat Pilpres lalu. Tolong perhatikan petani," harap dia. 

Fatah juga membeberkan, bahwa petani juga banyak dirugikan dengan kebijakan pihak pabrik gula di Malang serta kebijakan pihak APTRI yang menjadi payung organisasi para petani tebu. "Misalnya, petani tidak pernah diberi tahu bagaimana cara mengetahui rendemen baik atau jelek. Bagaimana cara menanam tebu yang baik. Selain itu pupuk yang dibeli petani mahal," kata dia.


Sumber : Kompas.com
IKUTI BERITA KLIK
 
Copyright © 2015 Rakyat.ga - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info